Ayah Brigadir J Ungkap 6 Kejanggalan Kematian Anaknya Saat Baku Tembak Polisi

  • Arry
  • 12 Juli 2022 17:54
Ilustrasi Penembakan(@WolfBlur/pixabay)

Brigadir J alias Nopriansyah Yosua Hutabarat tewas dalam baku tembak dengan rekannya di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Dia tewas usai ditembak Bharada E.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat mengungkapkan adanya 6 kejanggalan di balik kematian anaknya.

Kejanggalan pertama, kata Samuel, terkait penjelasan Polri yang menyatakan Brigadir J menembak Bharada E secara membabi buta.

"Kalau anak saya yang menembak secara membabi buta, terus kondisi yang ditembak gimana, katanya lagi diperiksa di sana. Nah, logikanya kalau jarak 3 meter tidak mungkin tidak kena kalau terjadi baku tembak," kata Samuel, Selasa, 12 Juli 2022.

Kejanggalan kedua, lanjut Samuel, adalah terkait dengan tidak adanya rekaman CCTV dari peristiwa berdara tersebut. Samuel berharap Polri terbuka dan mengungkap fakta yang berada di CCTV.

Baca juga
Profil Irjen Ferdy Sambo, Kadiv Propam Polri yang Istrinya Diduga Dilecehkan

"Itu kan rumah perwira tinggi, ya tolong diperlihatkan CCTV-nya," ujarnya.

Kejanggalan ketiga yang disorot Samuel adalah soal tingkah Brigadir J sebelum dikabarkan meninggal dunia. Menurutnya, sebelum kejadian, Brigadir J intens berkomunikasi dengan keluarga.

"Waktu itu masih aktif chatingan, setiap foto-foto selalu di komentari. Dia bilang enak ya, katanya sama adiknya," kata Samuel Hutabarat.

Menurutnya, usai mengirimkan chat terakhir, keberadaan Brigadir J sudah tidak diketahui lagi. Hal itu berlangsung hingga tujuh jam kemudian, pihak keluarga sulit menghubungi Yosua.

Baca juga
5 Fakta Brigadir J Tewas Didor di Rumah Irjen Ferdy Sambo: Masuk Kamar Istri Jenderal

"Semuadi blokir, kakaknya dan yang lainnya diblokir," imbuh Samuel Hutabarat yang mengaku akhirnya mendapat kabar putranya meninggal dunia.

Kejanggalan keempat, menurut Samuel terkait dengan tindakan autopsi yang dilakukan Polri tanpa adanya persetujuan dari pihak keluarga.

Hingga akhirnya, Samuel kaget saat melihat tubuh anaknya yang yang terdapat luka lebam dan luka tembak.

"Tidak ada meminta persetujuan keluarga atas autopsi yang dilakukan," tegas Samuel Hutabarat.

Baca juga
Brigadir Yosua Masuk Kamar Istri Jenderal Polisi, Lecehkan dan Todongkan Senjata

Kejanggalan kelima, menurut Samuel adalah terkait adanya larangan bagi pihak keluarga melihat jenazah Brigadir J.

"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat dan pas dilihat saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," ujar Samuel Hutabarat.

"Misalnyapun anak saya salah, ya jangan disiksa begitu," pungkas Samuel Hutabarat.

Kejanggalan keenam yang dirasakan pihak keluarga adalah ponsel milik Brigadir J yang diduga mengalami peretasan. Menurutnya ponsel tersebut bahkan tidak dapat lagi mengakses media sosial dan WhatsApp.

"Ya terakhir tadi malam masih bisa dipakai, pas pagi sudah tidak bisa lagi," kata Samuel Hutabarat.

"Saya minta kepada pak Jenderal Listyo Sigit Prabowo, supaya ada perhatiannya dan membentuk tim pencari fakta yang murni atas perintah bapak sebagai Kapolri," ungkap Samuel Hutabarat.

 

Artikel lainnya

 

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan