Cerita Irjen Rudy Tembak Mati DPO Teroris Ali Kolara

  • Arry
  • 19 Sep 2021 14:12
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi pimpin operasi yang menewaskan Ali Kolara, DPO teroris paling dicari di Indonesia(Humas Polda Sulteng/youtube)

Ali Kalora, pentolan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur atau MIT, tewas ditembak. DPO teroris paling dicari di Indonesia itu tewas dalam sebuah operasi Satgas Madago Raya yang dipimpin Irjen Rudy Sufahriadi.

Irjen Rudy, yang menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah, menceritakan, keberhasilan ini berawal dari adanya informasi soal keberadaan Ali Kalora.

"Diawali oleh Intelijen kita mendapat informasi bahwa keberadaan DPO yang terpisah dari kelompoknya," kata Irjen Rudy dalam konferensi pers seperti yang disiarkan melalui Instagram Polda Sulteng, Minggu, 19 September 2021.

Menurut Rudy, berdasarkan informasi yang diterima, Ali Kalora berada di deerah Astina. Satgas Madago Raya pun langsung menuju lokasi tersebut. "Saya sepakat untuk serta menerjunkan satu tim dari Gegana dan satu tim dari Densus 88," ujar Rudy.

Baca Juga:
5 Fakta Tewasnya Ali Kalora, DPO Teroris Paling Dicari di Indonesia

Singkat cerita, Satgas Madago Raya yang dipimpin Irjen Rudy pun mengepung lokasi Ali Kalora. Pengepungan dilakukan di Desa Astina Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu pada tanggal 18 September 2021 Pukul 18.00 Wita.

"Operasi ini diikuti oleh satuan Brimob yang sudah ada di posnya masing-masing. Ada juga dari Batalyon 502," ujarnya.

Aksi baku tembak tak dapat dihindarkan saat pengepungan tersebut.

"Saya tidak akan menceritakan terlalu detail bagaimana dua tersangka berhasil dilumpuhkan. Karena ini bagian dari operasi intelijen. Kita tetap mengikuti SOP yang berlaku," ujarnya.

“Akibat kontak tembak tersebut, tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama dalam kondisi meninggal dunia di TKP,” kata Rudy, mantan Kapolda Jawa Barat itu.

"Terdapat dua jenis bom yaitu bom sumbu dan bom tarik. Sempat meledak dalam kontak senjata, namun alhamdulillah personel kami tidak ada yang terluka," kata Rudy.

Saat itu, Satgas Madago Raya mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi. Yakni satu pucuk senjata api laras panjang jenis M16 yang diduga milik Ali Kalora, dua buah ransel, satu buah bom tarik, satu buah buah bom bakar dan lain-lain.

Dengan tertembaknya Ali Kalora dan Jaka Ramadhan, maka sisa DPO teroris Poso tinggal 4 orang. Diharapkan para DPO itu segera menyerahkan diri. "Sebelum dilakukan tindakan tegas terukur apabila bertemu di lapangan," kata Irjen Rudy.

4 DPO yang masih berkeliaran adalah Askar Alias Jaid Alias Pak Guru, Nae Alias Galuh Alias Muklas, Suhardin Alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali Alias Ahmad Panjang.

 

Baca Juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait