Gus Baha: Sunan Giri Sebut Wayang Haram, Sunan Kudus Minta Digepengkan

  • Arry
  • 18 Feb 2022 12:25
KH Bahauddin Nur Salim atau yang akrab disapa Gus Baha(ist/ist)

Perdebatan wayang apakah halal atau haram sudah terjadi sejak masa Wali Songo. Saat itu para Wali Songo berdebat mengenai penggunaan wayang dalam penyebaran agama di Tanah Jawa.

Perdebatan soal wayang itu dikisahkan oleh Gus Baha. Pria bernama asli KH Ahmad Bahauddin Nursalim menceritakan, perdebatan diawali saat adanya permintaan Sunan Kalijaga dan Raja Demak, Raden Fatah, untuk menggunakan wayang sebagai media dakwah.

Untuk diketahui, sebelum masuknya Wali Songo, wayang merupakan salah satu kebudayaan asli yang berkembang di Jawa. Wujud wayang saat itu menyerupai manusia.

Sunan Kalijaga saat itu ingin berdakwah menggunakan wayang sebagai media berdakwah. Wayang yang digunakan adalah wayang thengul yang menyerupai manusia.

Baca Juga
Kisah Sunan Kalijaga Modifikasi Wayang Demi Siarkan Ajaran Islam di Jawa

Sunan Giri tidak menyetujui permintaan Sunan Kalijaga. Sebab, wayang thegul memiliki bentuk menyerupai manusia, dan secara hukum Islam, orang yang membuat patung manusia di akhirat nanti akan dihukum Allah dengan diperintahkan meniupkan ruh ke dalamnya.

Sunan Giri dan Sunan Kalijaga pun bersitegang. Kamudian datang Sunan Kudus. Menurut Gus Baha, Sunan Kudus memberikan ide agar wayang thegul dimodifikasi. Dia menyarankan bentuk wayang dipipihkan, hingga menjadi wayang kulit.

"Kan masyhur itu, (Sunan) Kalijaga saking inginnya berdakwah di daerah Pajang, daerah sini lho, mulai Pajang daerah sini, di Sragen sampai ke sini. Sampai membuat wayang thengul, wayang thengul itu wayang orang," kata Gus Baha seperti dilansir dari kanal YouTube Kajian Islam bertema 'Debat Sunan Kalijaga dan Sunan Giri Soal Wayang - Gus Baha'.

Baca Juga
Polemik Wayang Harus Dimusnahkan, Ustaz Khalid Basalamah Klarifikasi dan Minta Maaf

"Sunan Giri tidak terima. (Sunan Giri berkata) 'Itu haram membuat patung. Kalau membuat patung itu nanti di akhirat disuruh memberi nyawa'," ujar Gus Baha.

"Sunan Kalijaga tidak begitu banyak ngaji orang mantan preman jadi wali. Ngaji fashlun itu, nggak begitu banyak ngaji," ujar Gus Baha.

"Walhasil akhirnya ditengah-tengahi oleh Sunan Kudus yang lebih alim, lebih senior. (Kata Sunan Kudus) 'Sudah gini aja, wayangnya itu dipenyetkan jadi wayang kulit, karena kalau wayang thengul itu (berbentuk) patung," ujar Gus Baha.

"Tapi kalau gepeng (seperti) kulit sudah tidak bisa dikasih nyawa, sudah penyet semua," tutur Gus Baha.

Menurutnya, wayang thegul dipipihkan menjadi wayang kulit untuk menghindari keharaman.

 

Artikel lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait